Selasa, 08 November 2016

Ekonomi Teknik 4

A.  Internal Rate of Return (IRR) 

      IRR adalah suku bunga dimana ekivalensi nilai dari seluruh pemasukan (penerimaan) yang terjadi pada suatu rencana investasi sama dengan ekivalensi nilai dari seluruh pengeluarannya. IRR > MARR, maka rencana investasi tersebut layak secara ekonomis. Bila ada beberapa alternatif maka dipilih rencana investasi yang IRR-nya terbesar.


Contoh Kasus
Perusahan FajarJaya sedang mempertimbangkan suatu usulan proyek investasi senilai Rp. 150.000.000, umur proyek diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa.

Arus kas yang dihasilkan :

Tahun 1 adalah Rp. 60.000.000

Tahun 2 adalah Rp. 50.000.000

Tahun 3 adalah Rp. 40.000.000

Tahun 4 adalah Rp. 35.000.000

Tahun 5 adalah Rp. 28.000.000

Jika diasumsikan RRR = 10 % berapakah IRR?


Jawab :

Dicoba dengan faktor diskonto 16%

Tahun 1 arus kas: Rp.60.000.000 x 0,8621 = Rp.51.726.000

Tahun 2 arus kas: Rp.50.000.000 x 0,7432 = Rp.37.160.000

Tahun 3 arus kas: Rp.40.000.000 x 0,6417 = Rp.25.668.000

Tahun 4 arus kas: Rp.35.000.000 x 0,5523 = Rp.19.330.500

Tahun 5 arus kas: Rp.28.000.000 x 0,6419 = Rp.17.973.200

Total PV                                                       = Rp.100.131.700

Investasi Awal                                              = Rp.150.000.000

Net Present Value (NVP1)                           = - Rp. 49.868.300


Dicoba dengan faktor diskonto 10%

Tahun 1 arus kas: Rp.60.000.000 x 0,9090 = Rp.54.540.000

Tahun 2 arus kas: Rp.50.000.000 x 0,8264 = Rp.41.320.000

Tahun 3 arus kas: Rp.40.000.000 x 0,7513 = Rp.30.052.000

Tahun 4 arus kas: Rp.35.000.000 x 0,6830 = Rp.23.905.000

Tahun 5 arus kas: Rp.28.000.000 x 0,6209 = Rp.17.385.200

Total PV                                                       = Rp.167.202.200

Investasi Awal                                              = Rp.150.000.000

Net Present Value (NVP2)                           = Rp.17.202.200


Perhitungan interpolasi :

Selisih Bunga
Selisih PV
Selisih PV dengan Investasi Awal
10%
Rp. 167.202.200
Rp. 167.202.200
16%
Rp. 100.131.700
Rp. 150.000.000
6%
Rp. 67.070.500
Rp. 17.202.200

IRR = i2 + {NPV2 / (NPV1 - NPV2)} x (i2 – i2)

IRR = 10% + (Rp.17.202.200 / Rp. 67.070.500) x 6 %

IRR = 11,5388 %

Kesimpulan :

Usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima, karena IRR > 10%


B.  NPV (Net Present Value)
  NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini.Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.

Arti perhitungan NPV


Langkah menghitung NPV:

(1) Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar, yang didiskontokan pada biaya modal proyek,

(2) Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini,  hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek,

(3) Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek  dengan NPV positif adalah mutually exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV terbesar harus dipilih .

NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk  membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut. Jika proyek memiliki NPV positif, maka proyek tersebut menghasilkan lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk menutup utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada pemegang saham perusahaan.

Contoh Kasus
Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untukmenggantimesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,‐. Mesin barumempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp. 15.000.000,‐. Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 20.000.000,‐ dengan biaya modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV?


Jawab :

Diskon Faktor 18%

P = P + A (P/A,i,n) + F (P/F, i, n)

P = -75.000.000 + 20.000.000 (P/A, 18%, 5) + 15.000.000 (P/F, 18%, 5)

P = -75.000.000 +62.544.000 + 6.556.500

P = -5.899.500


Diskon Faktor 14%

P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + ….. + 20.000.000 + 15.000.000

(1 +0,14) (1 + 0,14)2 (1 + 0,14)3 (1 + 0,14)5 (1 + 0,14)5

P = 1.754.3859 + 15.389.350 + 13.499.430 + 11.841.605 + 10.387.373 + 7.790.529

P = 76.452.146 – 75.000.000 = 1. 452.146


Diskon Faktor 24%

P = 20.000.000 + 20.000.000 + 20.000.000 + ….. + 20.000.000 + 15.000.000

(1 +0,24) (1 + 0,24)2 (1 + 0,24)3 (1 + 0,24)5 (1 + 0,24)5

P = 16.129.032 + 13.007.284 + 10.489.745 + 8.459.471 + 6.822.154 + 5.116.616

P = 60.024.302 – 75.000.000

P = – 14.975.698


Kesimpulan :

Penggantian mesin ini tidak layak untuk dilakukan, karena NPV = -Rp. 5.899.500,00 yaitu NPV < 0

Referensi :
https://kelincicoklatdiary.wordpress.com/2010/10/14/net-present-value-npv-dan-internal-rate-of-return-irr/
https://id.wikipedia.org/wiki/NPV
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/ekotek/Minggu_13/M13B1.htm


Tidak ada komentar:

Posting Komentar